3 Alasan Multitasking Gak Bikin Kamu Produktif
15/09/2020 2020-09-15 13:493 Alasan Multitasking Gak Bikin Kamu Produktif
3 Alasan Multitasking Gak Bikin Kamu Produktif

Kemajuan teknologi sampai hari ini bikin semua orang terbiasa dengan multitasking dan serba cepat, apalagi dengan adanya fitur-fitur canggih di smartphone. Bagi kalian yang belum tahu, multitasking adalah kemampuan seseorang menyelesaikan beberapa pekerjaan dalam satu waktu sehingga membuat kita membagi pikiran dan fokus ke dua hal atau lebih dalam waktu bersamaan. Misalnya, mengerjakan tugas sambil mendengarkan musik atau membalas chat sambil menyimak obrolan teman, bahkan mengecek handphone saat mengemudi. Hal-hal seperti ini sering terjadi di sekitar kita, nih! Padahal, kamu tahu gak kalo otak manusia sebenarnya gak mampu untuk multitasking?
Susah Fokus
Menurut penelitian Clifford Nass dari Stanford University tahun 2009, orang yang gemar multitasking justru lebih sulit menyelesaikan masalah dan menyaring informasi yang nggak relevan karena mereka sering berpindah fokus. Produktivitas juga akan menurun 40% akibat darimental block atau hambatan psikologis karena kurangnya konsentrasi. Seorang ahli saraf MIT, Earl Miller juga berkata bahwa otak manusia tidak mampu multitasking dengan baik. Ketika ada orang yang merasa mampu multitasking, itu sebenarnya hanya sedang beralih dari satu perkerjaan ke pekerjaan lainnya dengan cepat. Selain itu, multitasking dapat menyebabkan meningkatnya produksi hormon kortisol atau hormon stres.
Membuang-buang waktu
Yes, justru kamu bukan menghemat waktu namun justru membuang-buang waktu. Ini disebabkan karena kamu sibuk melakukan switching atau beralih antara satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya. Setiap switching, otak butuh penyesuaian kembali dan tentunya akan lebih menyita waktu untuk dikerjakan sehingga kemampuan kognitif otak akan bekerja kurang produktif dan efisien.
Quantity over quality
Banyak orang memilih melakukan multitasking karena ingin pekerjaannya cepat selesai. Dalam waktu yang singkat, beberapa pekerjaan terselesaikan. Rasanya so many things to do but so little time. Faktanya Glos, saat satu pekerjaan terselesaikan dari daftar multitasking kamu, hormon dopamine akan muncul dan membuat kita merasa lebih baik. Karena itulah, kita suka terjebak dalam tugas-tugas jangka pendek untuk menyuntikkan hormon dopamin tersebut. Akhirnya kuantitas atau jumlah pekerjaan lebih diutamakan daripada seberapa dalam dan teliti kualitas pekerjaannya.
Nah, walaupun kamu merasa mampu multitasking, percaya deh di antara kegiatan kamu itu sebenarnya ada yang gak benar-benar efisien, lho. Jadi, lebih baik manfaatkan waktu sebaik mungkin dengan mengerjakan satu hal dulu. Misalnya, ikutan kelas TOEFL dulu buat mengukur udah sejauh mana kemampuan kamu. Kamu juga bisa pilih kelas lain seperti Speaking Class atau Mandarin Preparation Test. One step at a time, ya Glos!
Ditulis oleh Winona Hanantian,
Junior Translator Intern di Glolingo